Dedik Barat's video: Kerja Sama PPI Madiun Dengan PT KCIC Dan HSRCC

PPI Madiun . . Rencana pengoperasian kereta cepat di Indonesia menjadi tantangan tersediri bagi Politeknik Perkeretaapian Indonesisa (PPI) Madiun. Tidak sekadar menyiapkan lulusan yang siap kerja, PPI Madiun juga dituntut mampu menyiapkan karyawan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) agar bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP). ‘’Ini peluang bagus, apalagi Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan agar jaringan kereta cepat diperluas hingga ke Surabaya,’’ ujar Amirulloh, Direktur PPI Madiun, Senin (28/9). Untuk mengantisipasi hal tersebut tersebut, PPI Madiun bersama KCIC dan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) menyiapkan dan menyusun program pelatihan atau training bagi para karyawan sesuai dengan kebutuhan. Kerjasama tiga belah pihak ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA). ‘’Semua karyawan KCIC pada bagian pengoperasian dan perawatan akan ditraining di sini untuk kemudian dilakukan ujian sertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, termasuk alumni PPI yang kemarin baru lulus dan diterima di KCIC,’’ terangnya. Tidak hanya menjadi tempat training, KCIC juga mengambil lulusan PPI Madiun untuk direkrut sebagai karyawan. Rencananya para pakar kereta cepat yang dimiliki KCIC akan ditugaskan di PPI Madiun untuk menginduksikan teknologi kereta cepat yang tergolong baru kepada para peserta training. Selain itu, para pakar ini juga akan memberikan materi dasar kereta cepat kepada taruna taruni kami melalui sisipan silabus pada beberapa mata kuliah terkait,'' ungkapnya. Kerjasama ini akan dimulai secepat mungkin. Pasalnya, pengerjaan kontruksi kereta cepat dijadwalkan selesai akhir 2021. Diprediksi awal 2022 sudah mulai beroperasi, sehingga seluruh sumber daya manusia sudah harus dipersiapkan. ‘’Untuk tahap awal, ada 250 karyawan KCIC sudah akan ditraning tahun ini. Targetnya, sebelum kereta cepat beroperasi, tenaga kerjanya sudah harus siap,’’ jelasnya. Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menuturkan, butuh waktu satu tahun untuk mentraning seluruh karyawan. Selain waktu, kendala utama adalah bahasa. Tidak mungkin seluruh karyawan di kirim ke Cina tanpa kemampuan bahasa yang mumpuni. ''Kalau di sini enak tidak terkendala dengan bahasa, dan akomodasinya murah,''