×

Amirul Mukminin's video: Berusia 120 Tahun Nabi Musa Enggan Meninggal Dunia Dan Menampar Malaikat Maut Sampai Copot Matanya

@Berusia 120 Tahun Nabi Musa Enggan Meninggal Dunia Dan Menampar Malaikat Maut Sampai Copot Matanya
Di antara watak yang dimiliki Nabi Musa ‘alaihissalam adalah memperlakukan orang lain secara spontan sesuai dengan kepribadiannya. Tak mengherankan ketika malaikat maut datang kepadanya dalam wujud seorang pria yang akan mencabut nyawanya, Nabi Musa ‘alaihissalam langsung menampar muka sang malaikat hingga bola matanya pecah. Kemudian, Allah pun memberikan dua pilihan kepadanya: apakah akan beralih ke hadirat-Nya atau tetap berada di dunia beberapa lama lagi hingga malaikat maut kembali datang menjemput nyawanya. Namun, Nabi ‘alaihissalam memilih untuk segera bersanding di sisi Tuhannya dan meninggalkan kepenatan dan hiruk-pikuk kehidupan dunia. Maka Allah mengabulkan doanya untuk didekatkan dengan Tanah Suci (Baitul Maqdis) sejauh lemparan batu. Konon, kuburannya pun berada di sana. Selengkapnya, kisah itu dapat disimak dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Artinya: Malaikat maut datang kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dan berkata, “Penuhilah panggilan Tuhanmu!” Namun spontan Musa menampar mata malaikat hingga bola matanya terpecah. Akhirnya, malaikat maut kembali kepada Allah dan menyampaikan, “Sesungguhnya Engkau telah mengutusku menemui hamba yang tidak menginginkan kematian. Akibatnya, mataku terpecah.” Kemudian, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan berfirman, “Kembalilah kepada hamba-Ku dan sampaikan padanya, apakah engkau terus menginginkan kehidupan? Jika engkau masih menginginkannya, letakkanlah tanganmu pada punggung sapi jantan. Satu bulu yang tertutupi tanganmu, maka engkau akan hidup satu tahun.” Musa bertanya, “Lalu apa setelah itu?” Allah menjawab, “Tetaplah engkau akan meninggal.” Musa berkata lagi, “Wahai Tuhanku, sekarang kupilih kematian itu dalam waktu dekat.” Kemudian Nabi Musa menyampaikan keinginannya, “Matikanlah aku dekat Tanah Suci (Baitul Maqdis) sedekat lemparan batu.” Terakhir, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menambahkan, “Demi Allah, andai aku berada di sisinya, niscaya akan aku perlihatkan kepada kalian kuburannya berada di pinggir jalan, tepatnya pada gundukan pasir.” Dalam hadits di atas disampaikan bahwa Allah mengutus malaikat maut kepada Nabi Musa ‘alaihissalam dalam wujud seorang pria. Dia meminta Nabi untuk memenuhi panggilan-Nya. Melalui malaikat, Allah juga menyampaikan bahwa ajalnya sudah dekat dan saat kematiannya akan segera tiba. Namun, sebagai sosok yang tegas, tidaklah mengerankan jika begitu didatangi malaikat, Nabi Musa ‘alaihissalam langsung menampar wajah malaikat tersebut hingga matanya terpecah. Maksudnya mata di sini adalah mata malaikat yang kala itu datang dalam wujud seorang pria. Sebab, jika bukan dalam wujud manusia, pasti Nabi ‘alaihissalam tidak akan bisa menamparnya. Akhirnya, malaikat maut kembali kepada Allah dan mengadukan tamparan Nabi Musa ‘alaihissalam yang dialaminya. Maka, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan memerintah untuk kembali menemui Nabi Musa ‘alaihissalam guna meminta meletakkan tangannya di atas punggung sapi jantan. Kemudian, ia menghitung bulu-bulu sapi yang tertutup tangannya. Setiap bulu yang tertutup dihitungnya sebagai tambahan usia satu tahun. Walhasil, tambahan usianya sebanyak bulu sapi yang tertutup tersebut. Namun, Nabi ‘alaihissalam tidak mengambil tambahan usia itu. Andai ia melakukannya, niscaya ia masih hidup hingga sekarang ini. Namun, begitu dikabarkan bahwa setelah tambahan usianya itu tetaplah kematian, Nabi Musa ‘alaihissalam memilih kematian dalam waktu dekat. Sebab, tidaklah para nabi, rasul, dan orang-orang saleh berada di sisi Allah kecuali lebih baik dan lebih kekal. Jika arwah para syuhada diserupakan dengan burung-burung yang terbang di taman surga, memakan buah-buahnya dan meminum air sungai yang ada di dalamnya, berlindung di bawah lampu-lampu yang bergantung di bawah langit ‘Arasy al-Rahmân, maka kehidupan para nabi dan rasul di sana tentu lebih dari itu. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana keeadaan Musa ‘alaihissalam jika masih hidup hingga hari ini? Ia akan terus mendapat ujian dan beban hidup. Artinya, keberadaannya di dunia sebagai negeri ujuan dan kehancuran tidak akan lebih baik ketimbang keberadaaannya di surga dan rahmat Allah bersama para nabi dan rasul yang lain. Namun, sebelum kematian, Nabi Musa ‘alaihissalam memohon kepada Allah agar nyawanya dicabut dekat Tanah Suci (Baitul Maqdis) hingga sedekat lemparan batu. https://www.youtube.com/channel/UCTWu0Wiy9_f-TmHJhJzaEZw https://www.instagram.com/aqilahfashion_niyah/?hl=id https://www.instagram.com/ulumnadiful/ https://www.instagram.com/anista.beauty_msglow/ https://www.facebook.com/nadiful.ulum.1 https://www.facebook.com/nieyah.virgo

43

2
Amirul Mukminin
Subscribers
543K
Total Post
1.1K
Total Views
1M
Avg. Views
10.7K
View Profile
This video was published on 2022-07-19 08:30:13 GMT by @Amirul-Mukminin on Youtube. Amirul Mukminin has total 543K subscribers on Youtube and has a total of 1.1K video.This video has received 43 Likes which are lower than the average likes that Amirul Mukminin gets . @Amirul-Mukminin receives an average views of 10.7K per video on Youtube.This video has received 2 comments which are lower than the average comments that Amirul Mukminin gets . Overall the views for this video was lower than the average for the profile.

Other post by @Amirul Mukminin