×

Lininews1's video: Komunitas Mak mak Sulap Kain Bekas Jadi Aneka Kerjainan Cantik dan Unik

@#Komunitas “Mak mak” Sulap Kain Bekas Jadi Aneka Kerjainan Cantik dan Unik
MAMASA, LININEWS1.COM - Anda punya pakaian bekas? Atau barang tak berguna lainnya?. Jangan buru-buru dibuang. Di tangan kreatif, komunitas ibu-ibu rumah tangga di Mamasa, Sulawesi Barat, pakaian bekas tak berguna bisa disulap jadi aneka kerajinan cantik, mulai dari aneka pot bunga, asbak hingga beragam kerajinan cantik dan unik lainnya. Meski virus covid-19 hingga kini masih jadi pandemi mencemaskan di mamasa dan sulawesi barat, komunitas ibu-ibu di mamasa ini tetap produktif meski tetap di rumah saja. Situasi pandemi covid-19 yang memaksa warga harus mengurangi aktifitas di luar rumah yang tidak penting, justru bisa melahirkan kreatifitas baru bagi warga dalam mensiasati keadaan. Komunitas ibu-ibu di kelurahan tawalian, mamasa, sulawesi barat ini misalanya menyulap kain bekas atau pakaian tak berguna yang biasa hanya dibuang di tempat penampungan sampah (t p s) ternyata bisa disulap ibu-ibu desa tawalian ini menjadi benda-benda bernilai seni, unik dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Berbagai jenis pakaian seperti handuk dan kaos bekas yang sudah usang dan tidak terpakai dibentuk atau dibuat dalam aneka benda seni seperti pot bunga, patung pakaian, asbak dan beragam produk kerajinan cantik lainnya yang bernilai seni dan ekonomis. Tak ada bengkel seni dna kerajinan yang memadai, halaman rumah pun bisa disulap jadi bengkel dan ruang etelase produk-produk kerajinan mereka. Dengan bermodalkan kain bekas dan larutan semen, mereka bisa membuat atau memproduksi puluhan pot bunga cantik dna ketrampilan lainnya yang unik dan menarik. Usaha ini dilakoni komunitas ibu-ibu, sejak pandemi virus corona merebak empat bulan lalu. Imanuel, salah satu angggota komuntas ibu-ibu kreatif ini mengatakan, ide ibu-ibu sesama tetangga membuat pot bunga dan aneka produk kerajinan lainnya, berawal dari internet atau media sosial. Ia tertarik melihat aneka produk kerajinan dari kain bekas dan cairan semen, yang dibentuk sedemikian rupa, hingga melahirkan benda-benda bernilai seni tinggi dan unik. Dari menonton videeo itulah, kemudian melahirkan insfirasi komunitas ibu-ibu, untuk tetap menjadi produktif di masa pandemi covid-19. Berbagai jenis kain atau pakain bekas yang biasanya hanya dibuang ke tps kini mulai rajin dikumplkan dan diolah menjadi aneka benda seni cantik dan unik secara berkelompok. “Mulanya mereka lihat di internet dan iseng-iseng memprakttekkannya. Karena hasilnya cantik dan unik belakangan jadi tertarik mengeluti sebagai ketrampilan baru di tengah pandmei covid-19,”jelas Imanuel, komunitas pengrajin pot bunga dari kain bekas Proses pembuatan aneka kerajinan cantik dan unik ala ibu-ibu kreatif mamasa ini cukup sederhana. Kain bekas dicelupkan ke dalam larutan semen yang sudah ditambahkan dengan lem. Setelah campuran semennya menyerap secara merata di seluruh permukaan kain, tahap selanjutnya diangkat dan dicetak sesuai dengan wadah atau bentuk yang diinginan. Sambil menunggu kering, permukaan kain kemudian dibentuk sesuai bentuk pot bunga atau bentuk benda lain yang diinginkan. Setelah setengah kering, pot bunga ini lalu diangkat dari cetakan dan diwarnai menggunakan cat dengan warna sesuai yang diinginkan pelanggan. Dalam sehari, komunitas ibu-ibu ini bisa membuat sebanyak 30 pot bunga yang unik dengan berbagai ukuran. Pot kecil memiliki tinggi 20 sentimeter dan diameter 10 sentimeter, sementara pot ukuran besar dengan tinggi 40 sentimeter dan diameter 20 sentimeter. Komunitas ibu-ibu in juga membuat aneka produk kerajinan lainnya dari kain bekas, sesuai permintaan pelanggannya. Meski kerajinan ini baru tumbuh di tengah pandemi covid-19, namun pangsa pasarnya saat ini tak hanya di kalangan warga desa setempat, namun juga mulai diminati warga luar mamasa, yang sudah mengenal produk kerjinan mereka. Harganya dijual bervariasi, mulai dari rp 5 ribu hingga rp 50 ribu. Komunitas ibu-ibu ini tidak mematok harga tinggi. Alasannya selain saat in tengah mencari pangsa pasar, ia juga paham situasi pandemi covid membuat warga tak produktif secara ekonomis hingga memukul daya beli mereka. Para pengarajin ibu-ibu ini berharap, usaha kecil yang dilakoninya, sejak pandemi covid-19, kelak mendapat atensi dan dukungan dari pemerintah setempat, terutama dalam mendorong peningkatan pangsa pasarnya, agar kelompok ibu-ibu ini bisa tetap survive di tengah situasi sulit pandemi covid-19. Meski jumlah permintaan dan aneka pesanan pelangan sudah mulai berdatangan, namun mereka belum berniat untuk merekrut ibu-ibu lebih banyak, karena alasan keterbatasan modal usaha dan tempat mengolah produk kerajinan tangan yang belum mendukung, ia juga belum memiliki jaringan pasar yang luas ke berbagai daerah. Agar bisa mengembangkan produknya dan menjangkau pasar lebih luas, komunitas ibu-ibu iin berharap pemerintah bisa memfasilitasi keterlibatan kelompok mereka dalm berbagai event-event pameran produk kerajinan, agar kelak ia bisa. (TIM_LN1)

2

0

Other post by @Lininews1