Opposite85's video: Jokowi Emosi Langsung Main Pecat Jika Ada PJ Daerah Yg Miring

welcom to my chanel Opposite85, untuk bisa menikmati tayangan seputar berita politik dan opini dari chanel ini silahkan klik Subscribe, Gratis Dari handphone kalian,,, karna Subscribe itu gratis dan ngga dipungut biaya seperakpun,,, Jokowi Emosi, Imbas Komentar Miring Netizen https://youtu.be/wxttKptQdf8 ok terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk menikmati tayangan" dari Chanel Opposite85. Senin 30 Oktober 2023 kemarin, Presiden Jokowi mengundang para pejabat sementara (pjs) kepala-kepala daerah ke Istana Jakarta. Dalam cuplikan videonya, Jokowi seperti marah-marah kepada para pejabat kepala daerah itu. Padahal tidak ada yang perlu dimarahi. Berdasarkan video yang penulis tonton itu Kepala Negara “marah” hanya gara-gara para pemimpin daerah itu bertepuk tangan. Tapi sepertinya tepukan itu tidak disukai oleh Jokowi? Dia malah memotong dan menghentikan tepukan itu dengan “ancaman” akan mengganti kepala daerah yang tidak bisa melakukan tugas dengan baik. Kalau tidak salah, para pjs itu diminta netral dalam pilpres mendatang, bila ketahuan tidak netral, akan diganti. Wow! Kok sampai segitunya? Jabatan kepresidenan hanya tinggal beberapa bulan lagi, kok masih bernafsu memecat dan mengganti pjs kepala daerah? Ada apa dengan Jokowi? Dia memang sudah berubah! Penulis sendiri jadi malas menonton video itu secara utuh. Sikap enggan ini menyusul drama yang telah disajikan MK – yang lalu banyak diplesetkan sebagai Mahkamah Keluarga oleh publik. Pasca-keputusan MK, sontak rasa hormat, kagum dan tekad dukungan kepada Jokowi langsung sirna seketika. Selama ini jika ada video tentang kegiatan beliau, apalagi yang durasinya tidak panjang, pasti penulis tonton hingga tuntas. Sekarang sudah tidak mau lagi nonton sampai selesai, hanya sekilas dan membaca judul berita saja. ternyata ada netizen yang sikapnya sama persis dengan penulis, yang mengaku sekarang sudah malas nonton video aktivitas Jokowi. Padahal selama ini dia selalu menonton sampai selesai. Dan perubahan sikap itu juga merupakan efek keputusan kontroversial MK yang membentangkan karpet merah untuk Gibran Raka, walikota Solo, untuk jadi cawapres. Dan seluruh rangkaian drama MK ini sudah rampung. Capres Prabowo dan cawapres Gibran sudah mendaftar ke KPU sebagai kontestan Pilpres 2024. Sebelumnya sudah mendaftar paslon Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Tapi memang bukan berarti semua akan mulus dan lancar seperti jalan tol yang dibangun Jokowi. Rakyat tidak bisa menerima keputusan MK yang terkesan dibuat-buat hanya untuk melapangkan jalan bagi seorang Gibran. Terlebih lagi ketua MK itu adalah pamannya si Gibran sendiri. Maka sangat pantas jika tudingan dan kecurigaan publik pun langsung membahana: menuduh bahwa Jokowi sedang membangun dinasti keluarga. Dan ini tidak disukai banyak orang, tentu saja. Ini menyalahi demokrasi, apalagi MK harus mengubah UU supaya Gibran masuk persyaratan untuk jadi cawapres. Langkah politik ini membuat banyak orang keberatan, merasa tertipu mentah-mentah, dan tidak terima. Bahkan orang-orang yang dulunya mendukung Jokowi, sejak dia walikota, gubernur, dan presiden, kini banyak yang berbalik 180 derajat: menjadi antipati, dan mengecam keras. Sekarang ini banyak netizen yang menumpahkan uneg-uneg emosi dan ketidakrelaan ke arah orang nomor satu ini. Buktikan saja. Hampir semua netizen mengungkapkan isi hati atau perasaan yang bernada negatif terhadap Jokowi. Selain menyindir dan mengecam soal politik dinasti, tidak sedikit yang minta agar doi dimakzulkan saja. Padahal dulu rata-rata yang menulis uneg-uneg itu adalah pendukung dan pemujanya. Tapi sekarang sudah berbalik 180 derajat. Jika ada berita tentang Jokowi, akan banyak komentar yang bernada tidak simpatik lagi. Dan sudah pasti hal ini tidak luput dari perhatian Jokowi sendiri. Dengan hanya buka video tentang aktivitasnya, lalu baca komentar netizen, yang berhamburan adalah kata dan kalimat yang sudah tidak simpatik lagi. Pastinya fenomena ini akan mempengaruhi kejiwaan dan emosinya. Maka ketika tiba-tiba Jokowi marah-marah di hadapan para pejabat sementara kepala daerah, itu mungkin karena emosi yang sedikit terguncang melihat kenyataan betapa rakyat atau publik banyak yang sudah tidak bersimpati, atau malah tidak menaruh hormat sama sekali lagi pada dia. Tapi apa yang harus dikata? Siapa yang salah? Tak ada asap kalau tidak ada api. Rakyat zaman sekarang sudah tidak polos dan lugu-lugu amat lagi soal politik. Mereka sudah tahu dan sadar bila mereka ditipu dan dibohongi. Maka kemarahan yang tidak biasa itu sepertinya muncul pada saat pertemuan dengan para pjs kepala daerah.