×

Opposite85's video: Gibran dan Kaesang Mestinya Punya Kesadaran untuk Mengundurkan Diri

@Gibran dan Kaesang Mestinya Punya Kesadaran untuk Mengundurkan Diri
welcom to my chanel Opposite85, untuk bisa menikmati tayangan seputar berita politik dan opini dari chanel ini silahkan klik Subscribe, Gratis Dari handphone kalian,,, karna Subscribe itu gratis dan ngga dipungut biaya seperakpun,,, Gibran dan Kaesang Mestinya Punya Kesadaran untuk Mengundurkan Diri https://youtu.be/8x1JpZ4WZZk ok terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk menikmati tayangan" dari Chanel Opposite85. Menjelang suksesi kepemimpinan nasional tahun depan, situasi negeri ini benar-benar penuh tanda tanya.? Reformasi yg diperjuangkan mahasiswa tahun 1998, paling tidak telah membatasi kekuasaan presiden paling lama dua periode atau 10 tahun. Dan itu ideal. Sebab jika lama-lama berkuasa dia akan malas atau enggan untuk menanggalkan segala kemuliaan yg telah dia nikmati itu. Tapi kini kita terancam kembali nyungsep ke masa silam, masa-masa kelam saat Orde Baru berkuasa yg mencengkeram nadi kehidupan semua orang. Hasrat berkuasa seorang Jokowi yg ternyata tidak padam, membuat dia harus bergabung di barisan pihak-pihak yg mestinya disisihkan dari politik dan kekuasaan. Mengapa tidak? Jejak rekam sosok yg kini dibela dan didukung Jokowi itu penuh dengan noda hitam. Misalnya ada sejarah tentang kekerasan dan penculikan terhadap belasan aktivis. Dan yg paling mengenaskan adalah kemungkinan tidak adanya kelanjutan negara untuk menyita atau menagih kembali uang negara yg pernah digelontorkan ke sejumlah oknum pengusaha, sebab di sana ada banyak koleganya. Serba gelap dan kelam jalan kita ke masa depan. Itu karena arus politik yg tiba-tiba berubah haluan. Jokowi yang mestinya setia pada partai politik yg telah berjasa mengangkat harkat dan derajatnya, malah berbalik menjadi lawan. Itu terjadi karena anaknya, Gibran Rakabuming, dibukakan peluang menjadi cawapres oleh pihak yg mestinya disingkirkan dari perpolitikan dan kekuasaan negeri ini. Jokowi yg ternyata bukanlah sosok yg sempat kita kagumi dan harapkan, justru membiarkan konstitusi diobok-obok supaya anaknya itu bisa melaju sebagai cawapres. Setelah Gibran sah dan resmi jadi cawapres, meski dengan cara atau jalan yg dianggap tidak legitimate, panaslah suhu politik negeri ini. Nafsu dan hasrat berkuasa yg sudah berada di depan mata, rasanya sayang untuk dilepas. Maka kepalang tanggung semua daya upaya pun dikerahkan untuk meraih kemenangan itu. Beredar isu, akan segera meluncur dana bansos untuk menarik simpati masyarakat. Artinya uang negara akan dihabiskan dalam jumlah yg sangat banyak untuk itu. Demi meraih kekuasaan, demi kelanggengan kekuasaan sekeluarga. Politik dinasti, kata orang-orang. Dan isunya, alat-alat negara pun diterjunkan untuk mengamankan dan memuluskan jalan meraih kekuasaan itu. Baliho-baliho parpol lain dicabut aparat. Sebaliknya baliho-baliho keluarga itu disebar di seluruh negeri. Trimedya Panjaitan, anggota DPR RI dari PDIP belum lama menceritakan pengalamannya berkunjung ke dapil di Sumatera Utara. Katanya, ada daerah-daerah yg tiba-tiba dipenuhi baliho Kaesang, putra kedua Jokowi yg jadi ketua umum PSI. Padahal, kabarnya, di sana parpol yg satu ini tidak populer, tidak mengakar, atau bahkan mungkin tidak dikenal luas masyarakat. Ada kecurigaan yg memasang baliho-baliho itu adalah aparat setempat. Dengan kata lain, aparat keamanan pun diduga ikut dimainkan rezim demi ambisi berkuasa satu keluarga. Belum lagi ketika diberitakan aparat mendatangi kantor-kantor parpol yg tidak masuk dalam koalisi mereka. Hal seperti ini sudah menjadi keprihatinan di seluruh pelosok, sampai-sampai puluhan tokoh masyarakat yg dipandang punya integritas, baru-baru ini harus ngumpul di Rembang, Jawa Tengah membicarakan dinamika yg sangat mencemaskan ini. Jika ditarik ke belakang, sumber dari segala masalah ini adalah naiknya Gibran Raka sebagai cawapres dengan cara yg tidak beretika, sebab MK harus memaksakan aturan untuk itu. Lha, buktinya Ketua MK yg adalah pamannya akhirnya dipecat dari kursi ketua MK. Namun sialnya, keputusan yg prosesnya dipenuhi kontroversi itu kok tidak dianulir? Dan ini melukai perasaan banyak orang. Rakyat merasa dihina, dilecehkan dan ditipu mentah-mentah. Kabarnya protes dan tuntutan supaya UU tentang syarat capres/cawapres diulang lagi, sampai kini tetap bergulir. Ini harus kita dukung dan suarakan terus. Satu lagi yg membuat publik kesal adalah soal mudahnya seorang dijadikan ketua umum parpol, hanya karena dia anak presiden. Dan untuk membuat sosoknya dikenal di seluruh negeri, maka balihonya pun dipasang di mana-mana. Yg memasang pun sepertinya bukan simpatisan dari kalangan masyarakat, tetapi diduga aparatlah yg bermain di sini. Rasa kesal dan muak masyarakat semakin menjadi-jadi. Ini dikhawatirkan membuat situasi semakin kurang kondusif. Maka demi menjaga negeri ini dari keterpurukan, dan supaya suhu dan ketegangan di masyarakat kembali adem ayem, disarankan dan sangat diharapkan jiwa besar atau kesadaran Gibran dan Kaesang untuk mengundurkan diri.

1

0
Opposite85
Subscribers
64.5K
Total Post
510
Total Views
206.3K
Avg. Views
2.2K
View Profile
This video was published on 2023-11-17 15:57:49 GMT by @Opposite85 on Youtube. Opposite85 has total 64.5K subscribers on Youtube and has a total of 510 video.This video has received 1 Likes which are lower than the average likes that Opposite85 gets . @Opposite85 receives an average views of 2.2K per video on Youtube.This video has received 0 comments which are lower than the average comments that Opposite85 gets . Overall the views for this video was lower than the average for the profile.Opposite85 #gibran #jokowi #kaesangpangarep has been used frequently in this Post.

Other post by @Opposite85