Rangga Sari II's video: PACUAN KUDA BIMA DI PANTAI PAPA LAMBU 7 MARET 2020

Pacoa jara merupakan permainan tradisional masyarakat Kabupaten Bima yang sudah dikenal sejak awal Abad 20. Kuda-kuda dikendalikan oleh joki-joki mungil yang berumur rata-rata di bawah 10 tahun, tanpa pelana, dan hanya menggunakan penutup kepala seadanya. Pacoa jara atau pacuan kuda tradisional Nusa Tenggara Barat pertama kali diadakan di Bima pada 1927 untuk merayakan hari kelahiran Ratu Wilhelmina di zaman pemerintahan Hindia Belanda. Hingga sekarang, pacoa jara berkembang menjadi olahraga lokal yang diadakan dua kali hingga empat kali dalam setahun. Permainan ini membutuhkan kuda yang kuat dan ketangkasan joki untuk berlaga di arena pacuan. Kuda Bima sendiri sudah dikenal sejak dulu sebagai kuda sandalwood yang mempunyai bentuk yang indah dan terkenal sangat baik untuk kuda pacuan. Ritual Mandi Sebelum Pacuan Perawatan kuda-kuda pacoa jara tidak sembarangan. Kuda dimandikan dengan air panas yang dicampur dengan rempah-rempah dan diberi porsi makan yang cukup agar kuda bisa berlari kencang di lintasan. Para joki pun sering latihan pada akhir pekan untuk mempersiapkan dirinya dan kudanya mengikuti pacoa jara. Pacoa jara merupakan olahraga yang cukup digemari masyarakat dan mengalir sebagai budaya yang berlangsung meriah. Biasanya, pacuan ini diadakan untuk menyambut hari-hari besar. Salah satunya perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada saat pacoa jara akan dimulai, masyarakat Bima akan berbondong-bondong menggiring kuda kebanggaannya menuju gelanggang pacuan. Kuda dibawa menggunakan mobil pick up yang dikawal oleh banyak pawang. Selain di Bima, pacoa jara juga diadakan di Kabupaten Dompu, Sumbawa, Taliwang, dan di Lombok. Kuda-kuda di pacoa jara dikendalikan oleh joki-joki mungil, yang saling berpacu melintasi arena pacuan yang kering dan berdebu seluas lapangan sepakbola. Para joki ini rata-rata berumur di bawah 10 tahun. Mereka tidak menggunakan pelana dan hanya memakai penutup kepala tidak standar. ebelum bertanding resmi, para joki ini melakukan ritual adat khusus. Mereka akan dimandikan terlebih dahulu dengan berbagai ramuan untuk menghilangkan rasa takutnya. Selain itu, mereka juga akan didoakan secara khusus untuk keselamatan mereka di arena pacuan. Pacoa jara telah berlangsung turun temurun. Joki cilik juga sudah dikenal sejak dulu, dan hingga sekarang pacuan ini tetap menggunakan joki-joki cilik untuk melestarikan tradisi.