Ria SW's video: NIGHTLIFE IN HONG KONG 04

Kalian sedang apa sebelum nonton video jumat ini atau baca surat aku~? Semoga kalian dalam keadaan sehat yah. ------------- Beberapa hari lalu, aku ada urusan penting yang mengharuskan aku berkenalan dan bertemu dengan orang baru — yang dunia dan pengalamannya sangat berbeda dari jauh dari aku. Singkat cerita, dia sangat penasaran dengan kerjaan aku, cara aku bekerja dan bahkan sampai ke nominal yang aku hasilkan — yang sebenarnya ini gak etis untuk ditanyain. Sama halnya seperti aku tanya ke dia, "Bapak kasih uang jajajn ke istri berapa banyak dalam sebulan?" Gak sopan banget, kan? Dan setelah dia tau segelintir dari kerjaan aku, dia langsung kaget banget. Kaget karena menurut dia, kerjaan aku itu sangat mudah sekali. Kira-kira seperti ini percakapannya: 🧔: Kamu cuma jalan-jalan, makan, tinggal ngomong enak doang, terus dapat uang banyak? Enak banget yah jadi content creator. 👽: Maaf, Pak. Nggak cuma 'doang' sih. Dan aku nggak cuma makan-makan aja, Pak. Nanti setelah ini Bapak nonton video aku yah. Soalnya apa yang aku kerjain sangat berbeda dari yang ada di bayangan Bapak. 🧔: Iya, nanti saya lihat yah. Tapi benar dong. Kerjaan kamu cuma jalan-jalan dan makan. Ngedit paling cuma sehari kelar, kan? Gampang cuma gitu-gitu doang. 👽: Hah? Nggak lah, Pak. Mana bisa ngedit sehari kelar. Aku aja butuh 4-5 hari untuk ngedit 1 video. Itu pun kalau tanpa ada meeting atau yang lain. 🧔: Masa? Saya kerja sampai pusing banget, dapatnya gak seberapa. Nggak seenak kamu. 👽: Segala sesuatu ada plus minusnya lah, Pak. Bapak masih ada waktu buat santai-santai, bisa tidur cukup, bisa spend time sama keluarga. Aku gak ada kehidupan pribadi, Pak. 🧔: Saya jadi content creator aja kali yah. Enak kerjanya cuma gitu doang dapat uang banyak. 👽: Maaf, Pak. Nggak cuma 'doang'. Banyak yang aku korbanin di balik kata 'doang'. ------------- 💭💭💭 Huuuaaaaa Pulang dari situ, aku langsung curhat ke inner circle. Rasanya tuh campur aduk. Kesal, sedih, gak abis pikir melebur jadi satu. Andai si Bapak tau... Di saat dia tidur, aku kerja. Di saat dia kerja, aku kerja. Andai dia ada di posisi aku, aku jamin 100%, dia akan menyerah setelah mencobanya selama satu bulan. Nominal gak lagi jadi menarik. Dia pasti akan kangen sama kehidupan dan pekerjaan lamanya. Yang mungkin nominalnya gak seberapa tapi banyak kebebasan yang bisa didapat. Satu-satunya hal yang bisa bikin aku bertahan sampai sekarang adalah passion. Hanya itu. ------------- Aku sengaja share cerita ini ke kalian supaya kita nggak menjadi orang yang meremehkan atau menganggap enteng pekerjaan orang lain. Bahkan tukang sapu di jalan, yang keliatannya cuma sapu-sapu 'doang' — itu juga gak pakai 'doang'. Berapa banyak minyak urut yang udah dia pakai? Berapa banyak encok yang udah dia tahan? Berapa banyak kepala yang harus dia tanggung melalui pekerjaannya itu? Berapa banyak hari libur yang udah dia skip demi dapatin uang extra? Kalian paham maksud aku, kan? Jadi aku mohon. Lain kali ketika teman atau siapa pun yang sedang curhat ke kalian tentang apa yang sedang mereka lalukan, jangan mengecilkannya dengan 'doang' dan membandingkannya dengan kesulitan kalian. Karena kita semua sama-sama sedang berjuang bertahan hidup - walau dengan hasil, tingkat tanggung jawab dan tingkat pressure yang berbeda. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik tiap harinya meski itu sulit. 💛💛💛 xoxo, RSW