Roudhoh Chanel's video: Permadi Arya Itu Pemberani

Saya tak kenal Abu Janda alias Permadi Arya apalagi dekat, hanya pernah melihat saat konser Putih Bersatu di Istora Senayan Jakarta. Begitu terkenalnya Permadi Arya hingga ditarik sana sini untuk foto! Saya tak ikut arus minta foto (padahal mudah saja karena dekat sekali), malah lebih memilih untuk mengagumi penuhnya Istora saat itu. Tapi yang pasti saya tau kalau Permadi Arya ini ada di barisan kami (saya dan teman-teman lainnya) pendukung Jokowi dan yang menginginkan Indonesia bersih dari kaum intoleran dan radikal! Permadi Arya mewakili dirinya sendiri berjalan dalam perjuangannya melawan intolransi dan membela kaum minoritas. Saya cukup salut, tak ada kata takut, berani dan terlihat tulus! Lewat konten perjuangannya dikemas kreatif. Ada lucunya, ada nyebelinnya, ada berlebihannya, ada gilanya juga. Tak masalah, selama substansinya tak berkurang, toh banyak yang terhibur sekaligus menyuarakan kebenaran, walaupun sedikit lebay menurut saya. Dari sekian banyak konten dan pernyataannya yang dia buat, Permadi Arya ini sedikitnya telah banyak membantu menumbuhkan keberanian kami anak bangsa yang cinta NKRI untuk untuk bersemangat kembali menjaga negeri ini. Termasuk berani melawan dan menetralisir akun-akun di media sosial yang selalu saja melakukan propganda untuk memcah belah Indonesia. Saya pikir untuk saat ini dengan semakin menggilanya kaum intolran, anti kemajemukan bahkan banyak terrs berjubah agama perlu orang semacam Permadi Arya di garis depan. Dan yang paling membikin kagum dirinya itu hanya seorang Permadi Arya bukan politisi, bukan pejabat, bukan pemimpin ormas, apalagi anggota parpol, bukan pula ketua relawan sebangsa ketua Projo, dia sungguh sendiri! Apa yang terjadi pada diri Permadi saat ini yaitu dugaan rssme terhadap Natalius Pigai, soal kata evolusi pendapat pribadi saya bukanlah soal rsisme. Masa iya kata evolusi seperti yang tertuju di teori Darwin. Saya yakin tak mungkin Permadi sesdis itu. Evolusi itu makna luas mencakup pemikiran, semua tau bagaimana pernyataan-pernyataan Natalius Pigai selama ini di sosmed cenderung keluar batas! Soal penyebutan Islam arogan. Pernyataan Islam argan tak ubahnya pernyataan Islam radkl. Lha memang faktanya wajah penganut agama Islam itu macam-macam. Ada yang sejuk, ada yang cepat marah sedikit-sedikit kafir,haram, bid'ah, mengharamkan kebaya, membubarkan sedekah laut, sweeping di bulan Ramadhan, silahkan seterusnya isi sendiri. Tanpa ada penggal memenggal pernyataan atau plintiran saja sesama muslim bisa saja berbeda pandangan dan persepsi. Apalagi bila sengaja diplintir dan dipenggal pernyataannya! Artinya kurang lebih begini, jangan seorang Permadi Arya, seorang Gus Dur yang tak mungkin diragukan keislamannya masih saja ada yang tak paham dan dianggap menistkan agama! Dan tentang Bu Susi Pudjiastuti mantan Menteri KKP yang tiba-tiba saja mengajak para netizen untuk unfollow Permadi Arya,saya cuma komentar ini diskrminatif. Sejak tidak tergabung di pemerintahan Bu Susi memang sering menyenggol pemerintah! Jujur dulu saya pengagum Bu Susi dan pernah memilih bahwa dia layak untuk bersanding dengan Jokowi menjadi presiden dan wapres, termasuk menyayangkan mengapa dirinya tidak terpilih menjadi menteri lagi. Kelemahan rakyat jelata model saya memang sering salah menilai, bahwa yang terlihat belum tentu sesuai dengan harapan. Ada beberapa petunjuk mengarah bahwa Bu Susi ini hanya kuat di branding tenggelamkan! Sedangkan program kerja KKP secara keseluruhan tidak dijalankan. Entahlah saya tidak tau, tidak paham dan tidak mau tau juga karena itu urusan Pak Jokowi.dan jajaran pemerintahannya! Satu hal yang saya tau pasti Bu Susi tak pernah sedikitpun membela kaum minoritas atau setidaknya menyenggol akun 'mereka' yang kerap melontarkan pernyataan intolransi! Jadi ya saya pikir lucu Bu Susi ini, tidak suka memecah belah, katanya pro persatuan tapi justru caranya bikin memcah belah. Mumet jadinya saya juga jadinya. Sudahlah yang jelas Permadi Arya itu pemberani dan patut saya dukung, walaupun suara saya hanya suara yang tak berarti. Bu Susi terlalu berlebihan!