×

SUDUT PANDANG's video: SULIT DIPERCAYA TAPI NYATA JOKOWI TAK PUNYA BUZZER TAPI PUNYA PENDUKUNG MILITAN

@SULIT DIPERCAYA TAPI NYATA❗ JOKOWI TAK PUNYA "BUZZER", TAPI PUNYA PENDUKUNG MILITAN
Selamat hari pers nasional, dan hari pers nasional kali ini sangat beda dari tahun-tahun sebelumnya karena diwarnai dengan laporan tak penting oleh wan Anies ke Presiden Jokowi tentang DKI Jakarta yang tidak macet selama tahun 2020 dan tahun ini berada di urutan 31, padahal kita tau sama tau bagaimana ceritanya DKI Jakarta maupun seluruh negara di dunia berkurang polusi udara dan mobilitas di jalan raya akibat pandemi global bernama covid-19 yang sampai sekarang belum tuntas juga dan ketahuan boongnya si gaberner ini, karena DKI Jakarta kembali mengalami kemacetan, kecuali jam 2 pagi seperti yang dicandakan oleh gaberner hasil pilihan politik ayat dan mayat ini. Kegaduhan kedua di hari pers nasional ini usai pro kontra keberhasilan gaberner DKI Jakarta atau pandemi covid-19 yang membuat DKI Jakarta tidak macet, pastinya masalah BUZZER. Apa itu BUZZER? Sebelum kita melangkah jauh ke persoalan, maka saya perlu meluruskan arti dan pengertian Buzzer serta penggunaan kata Buzzer ini, biar kita tidak salah kaprah dan para insan pers yang sangat takut akan kata Buzzer bisa insaf dan tidak menyalahkan Buzzer lagi. Buzzer, berasal dari kata Inggris yang artinya Bel, aparat dengung, aparat dengungan. Dari sini saja saya bisa mengartikan bahwa Buzzer adalah para pendengung atau para penyambung apa yang dianggap baik. Dan sebenarnya istilah ini sudah lama, lama sekali, namun di negeri kita menjadi perbincangan hangat bahkan menjadi pro-kontra dan bahkan menjadi sesuatu yang dianggap jahat ketika kita memasuki era postmodernisme dan ketika teknologi digital sudah mendunia sehingga dunia pers dan para jurnalis harus merasakan fungsi dari para pendenggung ini. Buzzer atau pendenggung ini pertamakali menjadi ancaman bagi dunia pers dan jurnalis, ketika media sosial berkembang dengan pesatnya dan sekarang dimanfaatkan sebagai chanel komunikasi pemasaran. Baik itu untuk komunikasi pemasaran sebuah produk, jasa, sampai komunikasi "pemasaran" di bidang politik, bahkan bisa mempromosikan kandidat, tokoh, isu, atau produk tertentu untuk diminati, dipilih dan dimiliki masyarakat. Nah contoh nyatanya di Republik ini bagaimana para pendenggung ini bisa melambungkan tinggi-tinggi Pak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia untuk kedua kalinya. Memang kehebatan Buzzer ini bisa mengalahkan media komunikasi selama ini yang kita kenal. Kehebatan media sosial sebagai senjata Buzzer membuat dewan pers dan jurnalisme kelimpungan karena seakan-akan tidak mendapatkan tempat dan kurang dipercayai lagi. Inilah menjadi dilema yang membuat dewan pers merasa terbahayakan dan kehilangan kepercayaan diri kalau tidak mau dikatakan kehilangan wibawa dan kehilangan lahan pekerjaan karena ulah Buzzer. Tapi pertanyaannya, kenapa Buzzer ditakuti? Apakah karena mereka dibayar oleh Pemerintah? Kalau saya katakan bahwa Buzzer itu nga dibayar dan lebih menjadi pendukung militan bagi yang baik menurut mereka. Dan pemerintahan sekarang atau Pak Jokowi dilihat oleh para Buzzer adalah baik walau masih banyak kekurangan. Dan apakah saya misalnya menulis Pak Jokowi atau kebaikan pemerintah dianggap Buzzer? Tidak, jika saya menulis tanpa dibayar tetapi karena hati nurani dan kebenaran yang saya yakini tentang Jokowi, tokoh lain, atau tentang isu tertentu. Presiden Joko Widodo Jokowi mengatakan pemerintah terus membuka diri terhadap masukan insan pers. Sebab, menurutnya, jasa insan pers bagi kemajuan bangsa selama ini sangat besar. "Pemerintah terus membuka diri terhadap masukan dari Insan pers, jasa Insan pers sangat besar bagi kemajuan bangsa selama ini dan di masa yang akan datang," kata Pak Jokowi dalam pidatonya di Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Selasa (9/2/2021). Pak Jokowi mengajak insan pers untuk bersama-sama menyuarakan optimisme. Khususnya, dalam penanganan krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi COVID-19 saat ini. dst, SUMBER OPINI SEWORD.com https://seword.com/p/SN6iyQBeUM SUDUT PANDANG BERISI VIDEO OPINI BERSUMBER DARI SEWORD.COM, TOLONG BEDAKAN ANTARA BERITA DAN OPINI. JIKA ANDA TIDAK SETUJU DENGAN OPINI INI, SILAKAN KUNJUNGI SEWORD.com ATAU HUBUNGI MELALUI EMAIL SUDUTPANDANGONLINE@GMAIL.COM KIRIM PESAN MELALUI DM INSTAGRAM https://www.instagram.com/sudutpandangopini/ BERBEDA PANDANGAN DALAM POLITIK ADALAH HAL YANG WAJAR, JADI TETAP SANTUY! Copyright Disclaimer : - Under section 107 of the Copyright Act of 1976 - Every Video, Audio, Footage, Image etc in this content under terms of Fair Use, Permitted by Copyright Statute. - Every Content in this Channel for purpose such as Education, News Report, interpretation etc.

291

362
SUDUT PANDANG
Subscribers
1M
Total Post
3.2K
Total Views
13.4M
Avg. Views
32.3K
View Profile
This video was published on 2021-02-11 17:30:00 GMT by @SUDUT-PANDANG on Youtube. SUDUT PANDANG has total 1M subscribers on Youtube and has a total of 3.2K video.This video has received 291 Likes which are lower than the average likes that SUDUT PANDANG gets . @SUDUT-PANDANG receives an average views of 32.3K per video on Youtube.This video has received 362 comments which are higher than the average comments that SUDUT PANDANG gets . Overall the views for this video was lower than the average for the profile.SUDUT PANDANG #Buzzer #Jokowi #SudutPandang SUDUT has been used frequently in this Post.

Other post by @SUDUT PANDANG