×

SUDUT PANDANG's video: ADEM PANAS NASDEM BALIK KANAN DUKUNG PILKADA 2024 NASIB ANIES GIMANA

@ADEM PANAS🔥 NASDEM BALIK KANAN, DUKUNG PILKADA 2024❓NASIB ANIES GIMANA?
Melihat Nasdem balik kanan, membatalkan dukungan terhadap revisi UU Pemilu dan mendukung agar Pilkada tetap dilaksanakan serentak pada 2024, saya jadi teringat dengan nasib Anies Baswedan, Gubernur Jakarta itu. Beberapa bulan lalu, Anies sempat bertemu dengan Surya Paloh dan melakukan konpers. Salah satu poin penting yang cukup menghentak adalah, soal dukungan terhadap Anies sebagai kandidat Capres 2024. Ada yang bilang Surya Paloh sedang sakit hati karena porsi menterinya berkurang setelah Prabowo masuk. Ada juga yang berpikir bahwa itu adalah strategi Nasdem untuk menaikkan posisi tawar partainya. Strategi biasa yang dulu juga dilakukan Nasdem dengan lebih dulu mendukung Jokowi maju sebagai Presiden saat partai lain belum menentukan sikap. Nasdem bahkan mendahului PDIP, sebagai partai tempat Jokowi bernaung. Anies pun tersenyum bahagia di samping Surya Paloh. Seperti orang yang baru jadian. Malu-malu kadal. Setelah itu, Anies tak terlalu banyak muncul di media. Tak terlalu banyak bekerja. Karena Anies tahu bahwa kekuatan terbesarnya adalah tata kata. Merangkai kata dan kalimat seindah mungkin, demi meyakinkan masyarakat bahwa dialah orang yang tepat dan baik. Seperti pujangga atau mantanmu yang tiap hari bikin puisi, tapi tak pernah tahu kapan akan mengajakmu untuk dikenalkan pada keluarganya. Anies menghindar dari banyak pertanyaan dan isu. Berusaha melenyapkan namanya sendiri dari pembicaraan dan isu. Karena dengan begitu, namanya akan tetap terlihat baik dan tidak ada masalah. Maka jangan heran kalau Anies melakukan isolasi mandiri jauh lebih lama, dua kali lipat dari manusia pada umumnya. Lumayan, alasan positifnya mampu membuat Anies libur panjang tanpa pertanyaan. Tapi sial Risma malah jadi Menteri Sosial. Melakukan blusukan ke kolong-kolon jembatan, memaksa publik sadar betapa masalah di Jakarta ini sangatlah banyak. Aksi kader PDIP itu memaksa Anies keluar dari kandang isolasi. Mendadak sembuh dan harus ikut blusukan agar panggung politik tak dikuasai oleh pendatang baru bernama Risma. Belum selesai dengan Risma, Nasdem yang sempat ‘mengikat janji suci’ dengan Anies, kini malah mundur dan menolak revisi UU Pemilu. Mendukung Pilkada serentak 2024. Bagi Anies, ini seperti orang yang sudah pacaran lama, sudah terlanjur menyiapkan nama anak, baik laki atau perempuan, tapi ujungnya putus tanpa alasan yang jelas. Bagi Anies, Pilkada 2022 adalah keharusan. Agar namanya tetap dibicarakan, agar dirinya tetap punya panggung politik nasional. Kalau tidak ada Pilkada, maka dia tidak akan menjabat lagi sebagai Gubernur. Masa baktinya selesai 2022 dan akan diganti oleh Plt yang ditunjuk Mendagri. Anies akan bernasib sama seperti Gatot Nurmantyo. Punya panggung yang sangat mewah ketika menjabat sebagai Panglima TNI, lalu setelah pensiun, tak ada satupun partai yang mau mengangkatnya. Bahkan Presiden Jokowi juga tak mau menunjuknya sebagai menteri. Manuver yang dilakukan Gatot sangat lemah. Seperti gelandangan politik. Beda dengan Moeldoko, yang juga mantan Panglima TNI tapi masih punya panggung atau jabatan sebagai kepala KSP. Sekali diserang AHY, Moeldoko langsung menarik perhatian dan memunculkan keyakinan bahwa Moeldoko siap untuk maju di Pilpres 2024. Anies dan Gatot ini serupa. Sama-sama ga punya partai, sama-sama bukan kader. Sehingga satu-satunya kekuatan untuk menarik perhatian partai adalah kekuasaan dan jabatannya. Ketika jabatannya lepas, maka partai akan melihatnya seperti jelata yang tak punya apa-apa. Maka berita bahwa Anies mendapat penghargaan pahlawan transportasi, yang disejajarkan dengan Elon Musk, malah menjadi olok-olok netizen. Tanpa pembelaan buzzer. Karena sudah loyo duluan, karena sudah tahu bahwa tak ada partai yang mau mendukung Pilkada 2022. Kondisinya akan berbeda jika partai pendukung revisi UU Pemilu menjadi mayoritas di DPR. Pasti Anies akan disanjung setinggi langit, setinggi roket yang diluncurkan Elon Musk. Dibela oleh buzzer yang bergerilya. Pada akhirnya, saya pikir ini juga bukan semata-mata karena Nasdem yang memilih mundur. Nampaknya memang ada gerak semesta yang menolak Anies. Lihatlah bagaimana Formula E membatalkan untuk mengaspal di Jakarta. Lagi-lagi, Anies kehilangan panggungnya. SUMBER OPINI SEWORD.com https://seword.com/p/Bv55192NZ5 SUDUT PANDANG BERISI VIDEO OPINI BERSUMBER DARI SEWORD.COM, TOLONG BEDAKAN ANTARA BERITA DAN OPINI. JIKA ANDA TIDAK SETUJU DENGAN OPINI INI, SILAKAN KUNJUNGI SEWORD.com ATAU HUBUNGI MELALUI EMAIL SUDUTPANDANGONLINE@GMAIL.COM KIRIM PESAN MELALUI DM INSTAGRAM https://www.instagram.com/sudutpandangopini/ BERBEDA PANDANGAN DALAM POLITIK ADALAH HAL YANG WAJAR, JADI TETAP SANTUY! Copyright Disclaimer : - Under section 107 of the Copyright Act of 1976 - Every Video, Audio, Footage, Image etc in this content under terms of Fair Use, Permitted by Copyright Statute. - Every Content in this Channel for purpose such as Education, News Report, interpretation etc.

1.3K

562
SUDUT PANDANG
Subscribers
1M
Total Post
4.8K
Total Views
13.3M
Avg. Views
33K
View Profile
This video was published on 2021-02-08 14:33:40 GMT by @SUDUT-PANDANG on Youtube. SUDUT PANDANG has total 1M subscribers on Youtube and has a total of 4.8K video.This video has received 1.3K Likes which are higher than the average likes that SUDUT PANDANG gets . @SUDUT-PANDANG receives an average views of 33K per video on Youtube.This video has received 562 comments which are higher than the average comments that SUDUT PANDANG gets . Overall the views for this video was lower than the average for the profile.SUDUT PANDANG #aniesbaswedan #nasdem #gatot SUDUT has been used frequently in this Post.

Other post by @SUDUT PANDANG