Terakota Indonesia's video: kopi pagebluk dan kota

Redaksi Terakota berupaya menjalin keterkaitan cerita sejarah yang membentuk wajah kota Malang hari ini. Upaya itu mewujud dalam bentuk buku yang berjudul Kopi, Pagebluk, dan Kota: Menyulam Wajah Kota Malang di Era Kolonial. Keterkaitan sejarah itu bisa dibaca di catatan berikut ini: Kota Malang menyimpan beragam kisah masa lalu yang layak dikenang dan menjadi pembelajaran masa kini dan akan datang. Agar tata kelola kota Malang semakin baik dan tak mengulang kesalahan yang terjadi pada masa pendudukan kolonial Belanda. Redaksi Terakota berusaha merangkai kisah tersebut yang berasal dari keterangan ahli sejarah, dokumen dan buku pendukung. Usaha merangkai itu dimulai dari kisah perkebunan kopi di Malang. Potensi subur kawasan Malang menarik perhatian kongsi dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk datang pada tahun 1716. Kawasan subur Malang disebabkan oleh keberadaan gunung Semeru, gunung Kelud, serta dialiri sungai Brantas, sungai Amprong, dan sungai Bango. Untuk memudahkan distribusi kopi dan pekerja perkebunan di Malang, pemerintah Hindia Belanda membangun infrastruktur jaringan rel kereta api dan trem dalam kota. Pembangunan jaringan rel kereta api dimulai pada tahun 1876 oleh Staatspoorwegen (SS), sebuah perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda. Jalur kereta api di Malang juga mengantarkan bencana. Jalur kereta api itu menjadi pintu masuk penyakit pes di Malang awal abad ke-20. Penyebaran wabah pes di Malang menjadi salah satu alasan pemerintah Hindia Belanda memutuskan Malang sebagai gemeente pada tanggal 1 April 1914. Perubahan status Malang menjadi gemeente juga mengubah tata kota dan arsitektur bangunan.