aypakpahan bisnis's video: Kisah Nyata Ayah Memaksaku Mengemis di jalanan agar dia mendapat banyak uang

Hai, semua! Ini Amber. Hari ini, bisa dikatakan, dia punya rumah, baju bersih, dan dia baru saja menikmati makan malam lezat. Apa yang spesial? Percaya atau tidak, kurang dari setahun yang lalu, kamu mungkin akan melihatnya membawa karton bertuliskan: “Tuna Wisma & Kelaparan” Begitulah semua yang terjadi pada keluarga mereka saat itu. Ayah Amber seorang pengacara yang gagal. Dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia juga punya 3 adik yang butuh makan dan pakaian. Dan sepertinya, kondisinya sudah sangat parah. Suatu hari, Amber pulang dari sekolah, dan melihat ibunya menangis. Ayahnya terlihat kebingungan. Ternyata, ayahnya baru saja dipecat. Saat itu merupakan momen kebangkrutan keluarga mereka, karena tak ada lagi yang bisa mereka lakukan, kecuali menggadaikan rumah. Kami terlilit hutang. Ayah Amber menjadi gampang tersulut amarah. Saat “makan siang,” misalnya. Yah, jika makan mi instan bisa dikatakan sebagai makan siang. Terkadang, dia tidak sengaja memecahkan gelas. Ayahnya akan marah! Dia akan berteriak: “Kamu selalu saja menyusahkan keluarga ini.” Tapi saat itu Amber baru berumur 15 tahun, dan dia masih sekolah. Bagaimana dia bisa membantu? Waktu terus berlalu, tapi situasinya belum juga membaik. Rumah menjadi tempat yang paling Amber hindari. Jadi, dia akan melayap di mana saja, asalkan tidak di rumah. Suatu malam saat sedang melintas, dia melihat ada seorang wanita sedang mengais tempat sampah di dekat swalayan. Dia mendekat, lalu melihat; itu ibunya. Itu sungguh menyakitkan. Dia berlari secepat mungkin. Entahlah sudah berapa jauh jarak yang dia lalui, hingga akhirnya dia tak tahu arah. Dia di mana? Jalan ini sama sekali tidak dia kenali. Lalu tiba-tiba, dia melihat gelas plastik tergeletak di dekat pagar. Ada sedikit kopi yang tersisa di dalamnya. Dia sangat lapar dan haus! Jadi, dia mengambil gelas itu, lalu menenggak isinya. Dia terduduk di tanah dan menangis sejadinya. Saat dia tersedu-sedu, terdengar dentingan. Dia menoleh ke atas dan melihat seorang pria baik hati tengah memasukkan koin ke dalam gelas kopi.