×

Opposite85's video: Izinkan Rakyat Bertanya Dulu: Main Catur Apa Sekarang Main Kotor

@Izinkan Rakyat Bertanya Dulu: Main Catur, Apa Sekarang Main Kotor?
welcom to my chanel Opposite85, untuk bisa menikmati tayangan seputar berita politik dan opini dari chanel ini silahkan klik Subscribe, Gratis Dari handphone kalian,,, karna Subscribe itu gratis dan ngga dipungut biaya seperakpun,,, Izinkan Rakyat Bertanya Dulu Main Catur, Apa Sekarang Main Kotor https://youtu.be/KnH5fc7n88U ok terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk menikmati tayangan" dari Chanel Opposite85. Siang ini Presiden Jokowi mengundang 3 capres, Anies, Ganjar dan Prabowo, makan siang bersama di Istana Merdeka. Dalam kondisi normal, seandainya Gibran tidak jadi cawapres Prabowo, seandainya MK tidak menggolkan putusan yang menyebabkan Gibran bisa ikut Pilpres, kita akan memuji langkah Pak Jokowi ini ya. Karena langkah ini bisa dilihat sebagai sebuah upaya memberikan contoh yang baik, agar tidak ada perpecahan di masyarakat karena beda pilihan di Pilpres 2024. Itu seandainya. Tapi kenyataannya kan beda. Dengan “bantuan” sang paman di MK, akhirnya Gibran pun bisa jadi cawapres. Dan kita pun bisa membaca berita di media soal bagaimana peran Jokowi di sana. Misalnya di detik.com, yang merilis laporan khusus berjudul “Pecah Kongsi Jokowi-Megawati Sumber. Ini saya kutip ya, cerita dari seorang narasumber yang dimuat dalam artikel tersebut. Katanya, “Sudah tiga bulan ini Bu Iriana lebih banyak di Solo, karena ngotot minta Pak Jokowi menelepon Pak Anwar Usman untuk memutuskan lolosnya Gibran. Sudah minta lewat adik iparnya, Idayati, nggak digubris. Akhirnya Pak Jokowi menelepon Anwar Usman, dan terjadilah yang kemarin itu”, maksudnya putusan MK itu. Bahwa putusan MK sudah menjadi karpet merah agar seorang putra presiden yang sedang menjabat bisa jadi cawapres, ini sudah masuk dalam rekaman sejarah Indonesia. Media kita hampir tiap hari memberitakannya. Media asing juga turut memberitakannya Sumber. Ini mencoreng nama Indonesia. Memalukan negara kita, yang harusnya merupakan sebuah negara demokrasi. Tapi sekarang malah jadi dikenal dunia sebagai negara dengan dinasti politik. Kembali ke acara makan siang Presiden Jokowi dengan ketiga capres hari ini. Seandainya tidak ada putusan MK, seandainya Gibran tidak jadi cawapres, mungkin Presiden Jokowi akan menuai pujian ya. Namun, yang dituai justru kecurigaan. Saya kira, publik justru akan mempertanyakan. Isu apa nih yang sebenarnya mau diredam oleh Pak Jokowi? Apakah ini sebuah upaya untuk meredam hujatan publik terhadap dinasti politik, nepotisme dan/atau permintaan 3 periode yang sudah diungkap oleh PDIP? Apakah ini upaya agar Gibran tidak terus-terusan diserang, sebagai bagian dari dinasti politik, sebagai bocah karbitan, sebagai pengkhianat partai dan lain sebagainya? Kenapa hanya capresnya saja yang diajak makan siang? Kenapa gak sekalian sama cawapres masing-masing? Kan udah sepasang-sepasang, kok gak komplit diundangnya? Apa susahnya sih ngumpulin 3 orang lagi? Mendatangkan Cak Imin, Pak Mahfud dan Gibran itu kan gampang. Bukannya jadi lebih rame dan lebih nampak keakrabannya, kalau semua pasangan capres-cawapres makan siang bersama presiden? Atau memang ada kekhawatiran, bahwa kehadiran Gibran malah bakal membuat hujatan publik menjadi-menjadi, dan dinasti politik makin jadi nyata di mata publik? Di sini, sebagai rakyat, saya merasa berhak untuk mempertanyakan. Dulu Pak Jokowi dikenal dan dikagumi karena sering “main catur” dalam menghadapi para lawan politiknya. Dan Pak Jokowi selalu bisa mengendalikan semua lawan politiknya. Dalam arti tidak mengubah aturan-aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku ya. Kalaupun ada keputusan pemerintah, maka itu adalah untuk menjaga keamanan rakyat. Seperti ketika pemerintah membubarkan FPI, misalnya. Itu kan untuk kepentingan masyarakat. Keputusan itu disertai dengan rentetan alasan yang faktual dan logis ya. Antara lain ada alasan ketertiban, soal sweeping yang melanggar hukum, dan soal keterkaitan dengan tindak pidana terorisme. Bangsa dan negara yang jadi alasannya. Tidak ada kepentingan pribadi dan keluarga. Itu dulu. Kalau sekarang kok berubah ya? Tidak lagi “main catur”, tapi kok seperti “main kotor” ? Pertama, tentunya dengan adanya putusan yang lolos lewat tangan pamannya Gibran di MK Sumber. Lalu malam sebelum ¬¬pasangan Prabowo-Gibran mendaftar ke KPU, mendadak banyak relawan Jokowi yang dipanggil ke Istana. Kayak kasak kusuk jadinya. Entah agar besoknya acara pendaftaran berjalan meriah. Atau para relawan juga diminta hadir di momen deklarasi setelah pendaftaran, di mana Gibran berpidato untuk pertama kalinya sebagai cawapres Prabowo Sumber. Pidato Gibran ini tentu mendapat pujian dari berbagai pihak. Prabowo sendiri bilang merasa kagum dengan pidato Gibran itu Sumber. Belakangan ada bocoran dari media Tempo, bahwa ada tim dari Jokowi yg membantu di balik pidato Gibran itu.

0

0
Opposite85
Subscribers
64.6K
Total Post
509
Total Views
206.3K
Avg. Views
2.2K
View Profile
This video was published on 2023-10-31 22:30:43 GMT by @live-draw-Opposite85 on Youtube. Opposite85 has total 64.6K subscribers on Youtube and has a total of 509 video.This video has received 0 Likes which are lower than the average likes that Opposite85 gets . @live-draw-Opposite85 receives an average views of 2.2K per video on Youtube.This video has received 0 comments which are lower than the average comments that Opposite85 gets . Overall the views for this video was lower than the average for the profile.Opposite85 #jokowi #capres2024 #ganjarpranowo #aniesbaswedan #prabowo #jokowiundangmakancapres #politikdinasti #prabowosubianto #aniesbaswedan #ganjarpranowo #gibran #anwarusman #mahkamahkonstitusi #capres2024 has been used frequently in this Post.

Other post by @live draw Opposite85